MAKALAH
DAYA PEMBEDA
DOSEN
PENGAMPU : SITI NUR UMARIYAH FEBRIYANTI, S.Si.T
Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata
Kuliah Evaluasi Pendidikan
Disusun Oleh:
RENY EKA SAPUTRI
1404082
PROGRAM
STUDI DIV KEBIDANAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
TAHUN
AJARAN 2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Evaluasi dalam pembelajaran sangatlah penting
dilakukan sebagai sarana meningkatkan mutu pendidikan, terutama bagi
guru/pengajar sebagai ujung tombak pendidikan di sekolah. Tes sebagai cara mengevaluasi
pembelajaran yang dilakukan hendaknya dapat dianalisis hasilnya untuk meningkatkan
mutu tes yang disusun dan dapat memetakan taraf kemampuan siswa sebagai objek pendidikan
yang menentukan berhasil/gagalnya pendidikan yang dilaksanakan.
Menganalisis hasil tes jadi sangat penting
dilakukan adapun untuk menganalisis hasil tes ada berbagai cara diantaranya
adalah dengan menilai hasil tes yang dibuat sendiri. Menilai tes juga berguna untuk
melihat berhasil tidaknya cara mengajar seorang guru serta untuk melihat taraf pemahaman
siswa akan materi yang guru berikan.
Pembelajaran
tanpa kegiatan evaluasi akan kehilangan makna. Sebab guru tidak akan memperoleh
informasi penting tentang tingkat pencapaian tujuan, tingkat penguasaan materi
belajar, kekuatan, kelemahan siswa dalam belajar, serta kekuatan – kelemahan
guru dalam proses pembelajaran yang dikembangkan. Walaupun evaluasi dianggap
penting dan sudah merupakan pekerjaan rutin guru, namun dalam kenyataan
sehari-hari di lapangan sistem evaluasi dalam pembelajaran bukan berarti tanpa
persoalan.
Berdasar
pengamatan sepintas di lapangan, beberapa persoalan tersebut paling tidak
berkaitan dengan pemahaman konsep dasar evaluasi, pelaksanaan dan
pemanfaatannya, serta evaluasi program pengajaran. Masing-masing komponen dalam
proses pembelajaran tersebut saling bergantung. Oleh karena itu ketiga komponen
harus senantiasa sesuai satu sama lainnya.
B.
Rumusan
masalah
Berdasarkan dengan
latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah apakah
yang di maksud evaluasi pendidikan dengan menggunakan daya pembeda?
C.
Tujuan
1.
Tujuan
umum
Untuk mengetahui gaya
pembeda evaluasi pendidikan dengan menggunakan daya pembeda.
2.
Tujuan
khusus
a.
Untuk
mengetahui evaluasi pendidikan.
b.
Untuk
mengetahui apa yang dimakasud gaya pembeda.
D.
Manfaat
Sebagai
seorang tenaga pendidik dalam mempelajari evaluasi pendidikan daharapkan dengan
adanya analisis daya pembeda ini merupakan salah satu alternatif yang di
gunakan untuk mengukur keberhasilan dari peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DAYA
PEMBEDA
1.
Analisis Daya Pembeda
Salah satu
tujuan analisis kuantitatif soal adalah untuk menentukan dapat tidaknya suatu
soal membedakan kelompok dalam aspek yang di ukur sesuai dengan perbedaan yang
ada dlam kelompok itu.
Indeks yang
di gunakan dalam membedakan peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta
tes yang berkemampuan rendah adalah indeks daya pembeda. Indeks
ini menunjukkan kesesuaian antara fungsi soal dengan fungsi tes secara
keseluruhan. Dengan demikian validitas soal ini sama dengan daya pembeda soal
yaitu daya yang membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan
peserta tes yang berkemampuan rendah.
Daya
pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat
membedakan (mendiskriminasi) antara testee yang berkemampuan tinggi (pandai)
dengan testee yang berkemampuan rendah (tidak pandai) sehingga sebagian testee
yang berkemampuan tinggi untuk menjawab butir item tersebut lebih banyak yang
menjawab benar, sementara testee yang berkemempuan rendah untuk menjawab item
tes terrsebut sebagian besar tidak dapat menjawab item soal dengan benar.
Dengan
kata lain, bahwa analisis daya beda item adalah analisis yang mengungkapkan
seberapa besar butir tes dapat membedakan antara siswa kelompok tinggi dengan
siswa kelompok rendah. Salah satu ciri butir yang baik adalah yang mampu
membedakan antara kelompok atas (yang mampu) dan kelompok bawah (kurang
mampu).Ini dianggap sangat penting karena ada anggapan bahwa kemampuan setiap
testee akan berbeda dengan testee yang lainnya.
Daya
pembeda (discriminatory power) item itu dapat diketahui melalui atau
dengan melihat besar kecilnya angka indeks diskriminasi item. Pada dasarnya,
daya pembeda ini dihitung atas dasar pembagian testee ke dalam dua kelompok,
yaitu kelompok atas (the higher group) kelompok yang tergolong pandai
dan kelompok bawah (the lower group) kelompok yang tergolong kurang
pandai. Ada beberapa cara untuk mengelompokkan testee, dapat menggunakan
median, dapat juga menggunakan hanya 20% dari testee yang temasuk kelompok atas
dan 20% yang termasuk kelompok bawah. Namun pada umumnya, para pakar di bidang
evaluasi menggunakan persentase 27% dari testee yang termasuk kelompok atas dan
27% dari testee yang termasuk kelompok bawah karena dianggap cukup mampu
diandalkan.
Indeks dikriminasi item umumnya diberi lambang D (singkatan ari Discriminatory
Power) yang besarnya berkisar antara 0 sampai dengan 1,00. Akan tetapi
indeks diskriminasi ini dapat bertanda minus (-). Jika sebutir item angka
indeks diskriminasinya = 0,00, maka item tersebut tidak memiliki daya pembeda
sama sekali. Jika indeks diiskriminasi itemnya bertanda negative (minus) maka
butir item tersebut lebih banyak dijawab benar oleh testee dari kelompok bawah
daripada testee kelompok atas atau testee yang sebenarnya termasuk dalam
kelompok atas lebih banyak yang menjawab salah sedangkan testee yang termasuk
kelompok bawah lebih banyak yang menjawab benar. Perhatikan berikut ini:
Keterangan:
D
= -1,00 (Daya pembeda item bersifat negatif)
D = 0,00
(Item yang bersangkutan tidak memiliki daya pembeda sama sekali)
D= +1,00 (Daya
pembeda item bersifat positif)
Dalam
hubungan ini pada umumnya besaran indeks diskriminasi yang dapat
diinterpretasikan adalah sebagai berikut:
Besarnya Angka Indeks Diskriminasi
Item (D)
|
Klasifikasi
|
Interpretasi
|
Kurang dari 0,20
|
Poor
|
Butir item yang bersangkutan daya
pembedanya lemah sekali (jelek), dianggap tidak memiliki daya pembeda yang
baik.
|
0,20 – 0,40
|
Satisfactory
|
Butir item yang bersangkutan telah
memiliki daya pembeda yang cukup (sedang).
|
0,40 – 0,70
|
Good
|
Butir item yang bersangkutan telah
memiliki daya pembeda yang baik.
|
0,70 – 1,00
|
Excellent
|
Butir item yang bersangkutan telah
memiliki daya pembeda yang baik sekali.
|
Bertanda negative
|
-
|
Butir item yang bersangkutan daya
penbedanya negative (jelek sekali).
|
2.
Cara menentukan Daya Pembeda (Nilai D)
Untuk ini perlu dibedakan antara kelompok kecil (kurang dari 100 orang)
dan kelompok besar (100 orang ke atas)
a.
Untuk kelompok kecil
Seluruh kelompok testee dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50%
kelompok bawah.
Contoh:
Siswa Skor
A 9
B 8 Kelompok Atas (JA)
C 7
D 7
E 6
F 5
G 5 Kelompok Bawah (JB)
H 4
I 4
J 3
Seluruh pengikut tes diurutkan mulai dari skor teratas sampai terbawah,
lalu dibagi 2.
b.
Untuk kelompok besar
Mengingat
biaya dan waktu analisis, maka untuk kelompok besar biasanya hanya diambil
kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok Atas (JA) dan 27%
skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB).
JA: Jumlah
kelompok atas
JB:
Jumlah kelompok bawah
Contoh :
9
9
8
8 27% sebagai JA
8
.
.
-
.
.
.
-
.
.
2
1 27% sebagai JB
1
1
0
1)
Untuk
mengetahui daya pembeda soal bentuk pilihan ganda adalah dengan menggunakan
rumus berikut ini:
Keterangan:
DP = daya pembeda soal,
BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas,
BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah,
N =jumlah siswa yang mengerjakan tes.
Hasil perhitungan dengan menggunakan
rumus di atas dapat menggambarkan tingkat kemampuan soal dalam membedakan antar
peserta didik yang sudah memahami materi yang diujikan dengan peserta didik
yang belum/tidak memahami materi yang diujikan.Adapun klasifikasinya adalah
seperti berikut ini (Crocker dan Algina, 1986: 315).
Kriteria indeks daya pembeda
berdasarkan Crocker dan Algina (1986) adalah sebagai berikut :
Daya Pembeda
|
Kualifikasi
|
0,00 –
0,19
0,20 –
0,29
0,30 –
0,39
0,40 –
1,00
|
soal
tidak dipakai/dibuang
soal
diperbaiki
soal
diterima tapi perlu diperbaiki
soal
diterima/baik
|
Ada beberapa langkah yang harus
dilakukan untuk mencari besarnya angka indeks diskriminasi item (D), yaitu
a)
Langkah pertama: Mengelompokkan (membagi) testee menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok atas
(yang mendapatkan skor yang tinggi) dan kelompok bawah (yang mendapatkan skor
rendah).
Distribusi skor hasil tes Epidemiologi
Testee
|
Skor yang dicapai oleh testee
untuk setiap butir item nomor
|
Total
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
A
|
0
|
(1)
|
(1)
|
0
|
(1)
|
0
|
(1)
|
(1)
|
(1)
|
(1)
|
7
|
B
|
(1)
|
0
|
(1)
|
(1)
|
(1)
|
(1)
|
0
|
0
|
(1)
|
(1)
|
7
|
C
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
4
|
D
|
(1)
|
0
|
(1)
|
(1)
|
(1)
|
0
|
(1)
|
(1)
|
(1)
|
(1)
|
8
|
E
|
(1)
|
0
|
(1)
|
0
|
(1)
|
(1)
|
(1)
|
0
|
(1)
|
(1)
|
7
|
F
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
5
|
G
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
3
|
H
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
4
|
I
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
6
|
J
|
(1)
|
(1)
|
(1)
|
(1)
|
(1)
|
(1)
|
(1)
|
0
|
(1)
|
(1)
|
9
|
N=10
|
7
|
2
|
9
|
5
|
6
|
3
|
8
|
4
|
9
|
7
|
60
|
Kelompok Atas
|
Kelompok Bawah
|
|||
Testee
|
Skor
|
Testee
|
Skor
|
|
J
|
9
|
I
|
6
|
|
D
|
8
|
F
|
5
|
|
A
|
7
|
C
|
4
|
|
B
|
7
|
H
|
4
|
|
E
|
7
|
G
|
3
|
|
JA = 5
|
-
|
JB = 5
|
-
|
b)
Langkah kedua: menuliskan atau memberikan tanda atau kode terhadap hasil pengelompokan
testee atas dua kategori tersebut. (Menggunakan tanda kurung bagi jawaban yang
benar untuk kelompok atas).
c)
Langkah ketiga: Mencari (menghitung) BA, BB, PA, PB
dan D.
Nomor Butir Item
|
BA
|
BB
|
JA
|
JB
|
PA
|
PB
|
D=PA-PB
|
1
|
4
|
3
|
5
|
5
|
0,80
|
0,60
|
0,20
|
2
|
2
|
0
|
5
|
5
|
0,40
|
0,00
|
0,40
|
3
|
5
|
4
|
5
|
5
|
1,00
|
0,80
|
0,20
|
4
|
3
|
2
|
5
|
5
|
0,60
|
0,40
|
0,20
|
5
|
5
|
1
|
5
|
5
|
1,00
|
0,20
|
0,80
|
6
|
3
|
0
|
5
|
5
|
0,60
|
0,00
|
0,60
|
7
|
4
|
4
|
5
|
5
|
0,80
|
0,80
|
0,00
|
8
|
2
|
2
|
5
|
5
|
0,40
|
0,40
|
0,00
|
9
|
5
|
4
|
5
|
5
|
1,00
|
0,80
|
0,20
|
10
|
5
|
2
|
5
|
5
|
1,00
|
0,40
|
0,60
|
Keterangan:
D = daya
pembeda soal, \
BA =
jumlah jawaban benar pada kelompok atas,
BB =
jumlah jawaban benar pada kelompok bawah,
N
=jumlah siswa yang mengerjakan tes.
JA = Jumlah testee yang termasuk
dalam kelompok atas
JB = Jumlah testee yang termasuk
dalam kelompok bawah.
d)
Langkah keempat: Memberikan interpretasi mengenai kualitas daya pembeda item yang
dimiliki oleh 10 item soal tes hasil belajar.
Nomor Butir Item
|
Besarnya D
|
Klasifikasi
|
Interpretasi
|
5
|
0,80
|
Excellent
|
Daya pembeda itemnya sangat baik
sekali.
|
6 dan 10
|
0,60
|
Good
|
Daya pembeda itemnya baik.
|
2
|
0,40
|
Satisfactory
|
Daya pembeda itemnya cukup
(sedang).
|
1, 3, 4 dan 9
|
0,20
|
Poor
|
Daya pembeda itemnya lemah sekali.
|
7 dan 8
|
0,00
|
Poor
|
Tidak memiliki daya pembeda sama
sekali.
|
Dengan demikian, jelas terlihat bahwa 4 dari 10 item soal diatas sudah termasuk
memiliki daya pembeda yang memadai dan sisanya, yaitu 6 masih tergolong
kelompok item soal yang tidak/belum memiliki daya pembeda yang diharapkan.
2)
Daya Pembeda
Soal Uraian
Responden
|
Nomor Soal
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
1
|
5
|
4
|
3
|
4
|
5
|
2
|
5
|
4
|
3
|
4
|
5
|
3
|
5
|
4
|
3
|
4
|
5
|
4
|
4
|
4
|
3
|
4
|
5
|
5
|
4
|
4
|
3
|
4
|
5
|
6
|
4
|
4
|
3
|
4
|
5
|
7
|
4
|
3
|
3
|
4
|
4
|
8
|
4
|
3
|
3
|
4
|
4
|
9
|
4
|
3
|
3
|
4
|
4
|
10
|
3
|
3
|
3
|
4
|
4
|
11
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4
|
12
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4
|
13
|
3
|
3
|
2
|
3
|
4
|
14
|
3
|
3
|
2
|
3
|
4
|
15
|
3
|
3
|
2
|
3
|
3
|
16
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
17
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
18
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
19
|
2
|
0
|
2
|
2
|
3
|
20
|
1
|
0
|
1
|
2
|
2
|
Untuk
mengetahui daya pembeda pada soal uraian, langkahnya sama dengan ketika mencari daya pembeda
pada soal pilihan ganda yaitu:
D=PA-PB
Keterangan:
D: Daya Pembeda
PA : Proporsi
testee kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir item yang
bersangkutan.
PB: Proporsi testee
kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir item yang bersangkutan.
Daya Pembeda
Soal
Soal
|
Tingkat Kesukaran Kelompok Atas
|
Tingkat Kesukaran Kelompok Atas
|
Daya Pembeda Soal (D)
|
1
|
0,92
|
0,36
|
0,56
|
2
|
1,00
|
0,30
|
0,70
|
3
|
1,00
|
0,60
|
0,40
|
4
|
1,00
|
0,50
|
0,50
|
5
|
1,00
|
0,56
|
0,54
|
Hasil perhitungan daya pembeda, seperti terlihat pada tabel, menunjukkan bahwa hampir seluruh
soal berfungsi sebagaimana mestinya,
Untuk
penghitungan indeks daya beda terlebih dahulu testee dipisahkan ke dalam
Kelompok Tinggi dan Kelompok Rendah. Pembagian kelompok ini didasarkan atas
hasil jawaban benar oleh testee terhadap keseluruhan tes. Testee diurutkan dari
yang jumlah jawaban benar tertinggi hingga jumlah jawaban benar terendah.
Apabila jumlah seluruh testee kurang dari 100, pengelompokan dapat dilakukan
dengan membagi seluruh testee menjadi dua (masing-masing kelompok 50 % = 50
testee). Sedangkan jika testee berjumlah lebih dari 100, untuk memilih Kelompok
Atas dapat diambil 27 % testee teratas (rankingnya), dan untuk Kelompok Bawah
diambil 27 % testee terbawah (ranking dari bawah), masing-masing kelompok
tersebut mewakili Kelompok Atas dan Bawah. Besarnya indeks diskriminasi item
soal merentang antara -1,00 hingga 1,00. Klasifikasi tingkat diskriminasi soal
serta interpretasinya.
3.
Manfaat Daya Pembeda
a.
Untuk
meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya. Berdasarkan indeks
daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal itu baik,
direvisi, atau ditolak.
b.
Untuk
mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat mendeteksi ataumembedakan kemampuan siswa, yaitu siswa
yang telah memahami atau belum memahami materi yang diajarkan guru.
Apabila suatu butir soal tidak dapat
membedakan kedua kemampuan siswa itu, maka butir soal itu dapat dicurigai
"kemungkinannya" seperti berikut ini.
a.
Kunci
jawaban butir soal itu tidak tepat.
b.
Butir
soal itu memiliki 2 atau lebih kunci jawaban yang benar.
c.
Kompetensi
yang diukur tidak jelas.
d.
Pengecoh
tidak berfungsi.
e.
Materi
yang ditanyakan terlalu sulit, schingga banyak siswa yang menebak.
f.
Sebagian
besar siswa yang memahami materi yang ditanyakan berpikir ada yang salah
informasi dalam butir soalnya.
Indeks daya pembeda setiap butir
soal biasanya juga dinyatakan dalam bentuk proporsi. Semakin tinggi indeks daya
pembeda soal berarti semakin mampu soal yang bersangkutan membedakan siswa yang
telah memahami materi dengan peserta didik yang belum memahami materi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Evaluasi hasil belajar siswa
merupakan salah satu kegiatan yang merupakan kewajiban bagi setiap tenaga
pengajar. Penganalisisan terhadap butir soal tes hasil belajar dilakukan guna
memperoleh dan mengetahui apakah item tes sudah mampu menjalankan fungsinya
sebagai alat ukur hasil belajar.
Penganalisisan terhadap
butir soal tes hasil belajar dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu salah
satunya adalah Analisis Daya beda soal. Analisis daya beda butir item tes
dimaksudkan untuk mengungkapkan seberapa besar butir tes dapat membedakan antara
siswa kelompok tinggi dengan siswa kelompok rendah.Salah satu ciri butir yang
baik adalah yang mampu membedakan antara kelompok atas (yang mampu) dan
kelompok bawah (kurang mampu).
Dengan
demikian, soal yang memiliki daya pembeda, jika diberikan kepada siswa
berkemampuan tinggi, hasilnya menunjukkan lebih tinggi daripada jika diberikan
kepada siswa yang berkemampuan rendah.Tes dikatakan tidak memiliki daya pembeda
apabila tes tersebut, jika diujikan kepada anak berprestasi tinggi, hasilnya
rendah tetapi bila diberikan kepada anak yang lemah hasilnya lebih tinggi. Atau
bila diberikan kepada kedua kategori siswa tersebut hasilnya sama saja.
B.
Saran
Tidak sedikit dari para staf
pengajar yang hanya membuat soal tes, lalu memberikannya, setelah itu maka selesailah
proses evaluasi belajar. Mereka cenderung tidak memperhatikan bagaimana setiap
butir soal tes mampu menjalankan tugasnya sebagai alat ukur kemampuan testee.
Dalam proses evaluasi hasil
belajar, hendaknya kita memperhatikan setiap butir soal yang akan diberikan
dalam rangka mengukur kemampuan seorang testee atau seorang siswa. Soal yang
akan diberikan harus mampu menjalankan tugasnya sebagai alat ukur atas sejauh
mana seorang testee atau siswa menguasai atau memahami hasil pembelajarannya.
Oleh karena itu, analisis terhadap daya pembeda
item perlu dilakukan untuk menunjang fungsi dan tujuan pemberian tes hasil
belajar tadi yang telah disebutkan agar mendapatkan tes hasil belajar yang
berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
DEPDIKNAS,
Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa. 2009
Masmud. (2009). Tingkat Kesukaran dan Daya Beda, tersedia
dalam http://masmud09.blogspot.com/, diunduh pada tanggal 08 April 2015.
Purwanto, M. Ngalim. (2010). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudijono, Anas. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Sumanto.(2009). Analisis Butir Soal, tersedia dalam http://sumantomantos.files.wordpress.com/, diunduh pada tanggal 08 April 2015.