Cari Blog Ini

Rabu, 09 September 2015

MAKALAH DAYA BEDA




MAKALAH DAYA PEMBEDA

DOSEN PENGAMPU : SITI NUR UMARIYAH FEBRIYANTI, S.Si.T
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
Kuliah Evaluasi Pendidikan
 

 
Disusun Oleh:
RENY EKA SAPUTRI
1404082 



PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
TAHUN AJARAN 2014/2015
 











BAB I
PENDAHULUAN

A.      LatarBelakang
Evaluasi dalam pembelajaran sangatlah penting dilakukan sebagai sarana meningkatkan mutu pendidikan, terutama bagi guru/pengajar sebagai ujung tombak pendidikan di sekolah. Tes sebagai cara mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan hendaknya dapat dianalisis hasilnya untuk meningkatkan mutu tes yang disusun dan dapat memetakan taraf kemampuan siswa sebagai objek pendidikan yang menentukan berhasil/gagalnya pendidikan yang dilaksanakan.
Menganalisis hasil tes jadi sangat penting dilakukan adapun untuk menganalisis hasil tes ada berbagai cara diantaranya adalah dengan menilai hasil tes yang dibuat sendiri. Menilai tes juga berguna untuk melihat berhasil tidaknya cara mengajar seorang guru serta untuk melihat taraf pemahaman siswa akan materi yang guru berikan.
Pembelajaran tanpa kegiatan evaluasi akan kehilangan makna. Sebab guru tidak akan memperoleh informasi penting tentang tingkat pencapaian tujuan, tingkat penguasaan materi belajar, kekuatan, kelemahan siswa dalam belajar, serta kekuatan – kelemahan guru dalam proses pembelajaran yang dikembangkan. Walaupun evaluasi dianggap penting dan sudah merupakan pekerjaan rutin guru, namun dalam kenyataan sehari-hari di lapangan sistem evaluasi dalam pembelajaran bukan berarti tanpa persoalan.
Berdasar pengamatan sepintas di lapangan, beberapa persoalan tersebut paling tidak berkaitan dengan pemahaman konsep dasar evaluasi, pelaksanaan dan pemanfaatannya, serta evaluasi program pengajaran. Masing-masing komponen dalam proses pembelajaran tersebut saling bergantung. Oleh karena itu ketiga komponen harus senantiasa sesuai satu sama lainnya.

B.       Rumusan masalah
Berdasarkan dengan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah apakah yang di maksud evaluasi pendidikan dengan menggunakan daya pembeda?

C.       Tujuan
1.         Tujuan umum
Untuk mengetahui gaya pembeda evaluasi pendidikan dengan menggunakan daya pembeda.
2.         Tujuan khusus
a.         Untuk mengetahui evaluasi pendidikan.
b.        Untuk mengetahui apa yang dimakasud gaya pembeda.

D.       Manfaat
Sebagai seorang tenaga pendidik dalam mempelajari evaluasi pendidikan daharapkan dengan adanya analisis daya pembeda ini merupakan salah satu alternatif yang di gunakan untuk mengukur keberhasilan dari peserta didik.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      DAYA PEMBEDA
1.         Analisis Daya Pembeda

Salah satu tujuan analisis kuantitatif soal adalah untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang di ukur sesuai dengan perbedaan yang ada dlam kelompok itu.

Indeks yang di gunakan dalam membedakan peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah adalah indeks daya pembeda.  Indeks ini menunjukkan kesesuaian antara fungsi soal dengan fungsi tes secara keseluruhan. Dengan demikian validitas soal ini sama dengan daya pembeda soal yaitu daya yang membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah.

Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan (mendiskriminasi) antara testee yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan testee yang berkemampuan rendah (tidak pandai) sehingga sebagian testee yang berkemampuan tinggi untuk menjawab butir item tersebut lebih banyak yang menjawab benar, sementara testee yang berkemempuan rendah untuk menjawab item tes terrsebut sebagian besar tidak dapat menjawab item soal dengan benar.

Dengan kata lain, bahwa analisis daya beda item adalah analisis yang mengungkapkan seberapa besar butir tes dapat membedakan antara siswa kelompok tinggi dengan siswa kelompok rendah. Salah satu ciri butir yang baik adalah yang mampu membedakan antara kelompok atas (yang mampu) dan kelompok bawah (kurang mampu).Ini dianggap sangat penting karena ada anggapan bahwa kemampuan setiap testee akan berbeda dengan testee yang lainnya.

Daya pembeda (discriminatory power) item itu dapat diketahui melalui atau dengan melihat besar kecilnya angka indeks diskriminasi item. Pada dasarnya, daya pembeda ini dihitung atas dasar pembagian testee ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok atas (the higher group) kelompok yang tergolong pandai dan kelompok bawah (the lower group) kelompok yang tergolong kurang pandai. Ada beberapa cara untuk mengelompokkan testee, dapat menggunakan median, dapat juga menggunakan hanya 20% dari testee yang temasuk kelompok atas dan 20% yang termasuk kelompok bawah. Namun pada umumnya, para pakar di bidang evaluasi menggunakan persentase 27% dari testee yang termasuk kelompok atas dan 27% dari testee yang termasuk kelompok bawah karena dianggap cukup mampu diandalkan.

Indeks dikriminasi item umumnya diberi lambang D (singkatan ari Discriminatory Power) yang besarnya berkisar antara 0 sampai dengan 1,00. Akan tetapi indeks diskriminasi ini dapat bertanda minus (-). Jika sebutir item angka indeks diskriminasinya = 0,00, maka item tersebut tidak memiliki daya pembeda sama sekali. Jika indeks diiskriminasi itemnya bertanda negative (minus) maka butir item tersebut lebih banyak dijawab benar oleh testee dari kelompok bawah daripada testee kelompok atas atau testee yang sebenarnya termasuk dalam kelompok atas lebih banyak yang menjawab salah sedangkan testee yang termasuk kelompok bawah lebih banyak yang menjawab benar. Perhatikan berikut ini:

D = -1,00                  D = 0,00                     D= +1,00

Keterangan:
D = -1,00 (Daya pembeda item bersifat negatif)
D = 0,00 (Item yang bersangkutan tidak memiliki daya pembeda sama sekali)
D= +1,00 (Daya pembeda item bersifat positif)
Dalam hubungan ini pada umumnya besaran indeks diskriminasi yang dapat diinterpretasikan adalah sebagai berikut:
Besarnya Angka Indeks Diskriminasi Item (D)
Klasifikasi
Interpretasi
Kurang dari 0,20
Poor
Butir item yang bersangkutan daya pembedanya lemah sekali (jelek), dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik.
0,20 – 0,40
Satisfactory
Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang cukup (sedang).
0,40 – 0,70
Good
Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik.
0,70 – 1,00
Excellent
Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik sekali.
Bertanda negative
-
Butir item yang bersangkutan daya penbedanya negative (jelek sekali).

2.        Cara menentukan Daya Pembeda (Nilai D)
Untuk ini perlu dibedakan antara kelompok kecil (kurang dari 100 orang) dan kelompok besar (100 orang ke atas)
a.         Untuk kelompok kecil
Seluruh kelompok testee dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah.
Contoh:
Siswa                 Skor
A                        9
B                                            8  Kelompok Atas (JA)
C                                    7
D                        7
E                                    6
F                         5
G                        5                 Kelompok Bawah (JB)
H                        4
I                         4
J                         3                          
Seluruh pengikut tes diurutkan mulai dari skor teratas sampai terbawah, lalu dibagi 2.
b.         Untuk kelompok besar
Mengingat biaya dan waktu analisis, maka untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok Atas (JA) dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB).
JA: Jumlah kelompok atas
JB: Jumlah  kelompok bawah
Contoh :
9
9
8
8                                27% sebagai JA
8
.
.
-
.
.
.
-
.
.
2
1                                  27% sebagai JB
1
1
0

1)        Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk pilihan ganda adalah dengan menggunakan rumus berikut ini:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBUqha8h7rTGJs8mUQzzz2szahTxvVBqfuON4jk8NFI0-OQx5aaxCjpWkUnMaK4y0zSn1QZ9x-UloDM32u3a4VP7p6bzDa1ZRTi9CJr12os0E0R2YCWDv0GAyzdWVOFn5DJEmWABOF4sk/s400/rumus+daya+pembeda.bmp
Keterangan:
DP = daya pembeda soal,
BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas,
BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah,
N  =jumlah siswa yang mengerjakan tes.
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas dapat menggambarkan tingkat kemampuan soal dalam membedakan antar peserta didik yang sudah memahami materi yang diujikan dengan peserta didik yang belum/tidak memahami materi yang diujikan.Adapun klasifikasinya adalah seperti berikut ini (Crocker dan Algina, 1986: 315).
Kriteria indeks daya pembeda berdasarkan Crocker dan Algina (1986) adalah sebagai berikut :
Daya Pembeda
Kualifikasi
0,00 – 0,19
0,20 – 0,29
0,30 – 0,39
0,40 – 1,00
soal tidak dipakai/dibuang
soal diperbaiki
soal diterima tapi perlu diperbaiki
soal diterima/baik
 Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mencari besarnya angka indeks diskriminasi item (D), yaitu
a)        Langkah pertama: Mengelompokkan (membagi) testee menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok atas (yang mendapatkan skor yang tinggi) dan kelompok bawah (yang mendapatkan skor rendah).
Distribusi skor hasil tes Epidemiologi
Testee
Skor yang dicapai oleh testee untuk setiap butir item nomor
Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
0
(1)
(1)
0
(1)
0
(1)
(1)
(1)
(1)
7
B
(1)
0
(1)
(1)
(1)
(1)
0
0
(1)
(1)
7
C
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
4
D
(1)
0
(1)
(1)
(1)
0
(1)
(1)
(1)
(1)
8
E
(1)
0
(1)
0
(1)
(1)
(1)
0
(1)
(1)
7
F
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
5
G
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
3
H
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
4
I
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
6
J
(1)
(1)
(1)
(1)
(1)
(1)
(1)
0
(1)
(1)
9
N=10
7
2
9
5
6
3
8
4
9
7
60
Kelompok Atas

Kelompok Bawah
Testee
Skor

Testee
Skor
J
9

I
6
D
8

F
5
A
7

C
4
B
7

H
4
E
7

G
3
JA = 5
-

JB = 5
-
b)        Langkah kedua: menuliskan atau memberikan tanda atau kode terhadap hasil pengelompokan testee atas dua kategori tersebut. (Menggunakan tanda kurung bagi jawaban yang benar untuk kelompok atas).

c)         Langkah ketiga: Mencari (menghitung) BA, BB, PA, PB dan D.
Nomor Butir Item
BA
BB
JA
JB
PA
PB
D=PA-PB
1
4
3
5
5
0,80
0,60
0,20
2
2
0
5
5
0,40
0,00
0,40
3
5
4
5
5
1,00
0,80
0,20
4
3
2
5
5
0,60
0,40
0,20
5
5
1
5
5
1,00
0,20
0,80
6
3
0
5
5
0,60
0,00
0,60
7
4
4
5
5
0,80
0,80
0,00
8
2
2
5
5
0,40
0,40
0,00
9
5
4
5
5
1,00
0,80
0,20
10
5
2
5
5
1,00
0,40
0,60
Keterangan:
D = daya pembeda soal, \
BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas,
BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah,
N  =jumlah siswa yang mengerjakan tes.
JA    =   Jumlah testee yang termasuk dalam kelompok atas
JB    =   Jumlah testee yang termasuk dalam kelompok bawah.
d)             Langkah keempat: Memberikan interpretasi mengenai kualitas daya pembeda item yang dimiliki oleh 10 item soal tes hasil belajar.
Nomor Butir Item
Besarnya D
Klasifikasi
Interpretasi
5
0,80
Excellent
Daya pembeda itemnya sangat baik sekali.
6 dan 10
0,60
Good
Daya pembeda itemnya baik.
2
0,40
Satisfactory
Daya pembeda itemnya cukup (sedang).
1, 3, 4 dan 9
0,20
Poor
Daya pembeda itemnya lemah sekali.
7 dan 8
0,00
Poor
Tidak memiliki daya pembeda sama sekali.
Dengan demikian, jelas terlihat bahwa 4 dari 10 item soal diatas sudah termasuk memiliki daya pembeda yang memadai dan sisanya, yaitu 6 masih tergolong kelompok item soal yang tidak/belum memiliki daya pembeda yang diharapkan.
2)        Daya Pembeda Soal Uraian
Responden
Nomor Soal
1
2
3
4
5
1
5
4
3
4
5
2
5
4
3
4
5
3
5
4
3
4
5
4
4
4
3
4
5
5
4
4
3
4
5
6
4
4
3
4
5
7
4
3
3
4
4
8
4
3
3
4
4
9
4
3
3
4
4
10
3
3
3
4
4
11
3
3
3
3
4
12
3
3
3
3
4
13
3
3
2
3
4
14
3
3
2
3
4
15
3
3
2
3
3
16
2
2
2
2
3
17
2
2
2
2
3
18
2
2
2
2
3
19
2
0
2
2
3
20
1
0
1
2
2
Untuk mengetahui daya pembeda pada soal uraian, langkahnya sama dengan ketika mencari daya pembeda pada soal pilihan ganda yaitu:
D=PA-PB
Keterangan:
D: Daya Pembeda
PA : Proporsi testee kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir item yang bersangkutan.
PB: Proporsi testee kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir item yang bersangkutan.
Daya Pembeda Soal
Soal
Tingkat Kesukaran Kelompok Atas
Tingkat Kesukaran Kelompok Atas
Daya Pembeda Soal (D)
1
0,92
0,36
0,56
2
1,00
0,30
0,70
3
1,00
0,60
0,40
4
1,00
0,50
0,50
5
1,00
0,56
0,54
Hasil perhitungan daya pembeda, seperti terlihat pada tabel, menunjukkan bahwa hampir seluruh soal berfungsi sebagaimana mestinya,

Untuk penghitungan indeks daya beda terlebih dahulu testee dipisahkan ke dalam Kelompok Tinggi dan Kelompok Rendah. Pembagian kelompok ini didasarkan atas hasil jawaban benar oleh testee terhadap keseluruhan tes. Testee diurutkan dari yang jumlah jawaban benar tertinggi hingga jumlah jawaban benar terendah. Apabila jumlah seluruh testee kurang dari 100, pengelompokan dapat dilakukan dengan membagi seluruh testee menjadi dua (masing-masing kelompok 50 % = 50 testee). Sedangkan jika testee berjumlah lebih dari 100, untuk memilih Kelompok Atas dapat diambil 27 % testee teratas (rankingnya), dan untuk Kelompok Bawah diambil 27 % testee terbawah (ranking dari bawah), masing-masing kelompok tersebut mewakili Kelompok Atas dan Bawah. Besarnya indeks diskriminasi item soal merentang antara -1,00 hingga 1,00. Klasifikasi tingkat diskriminasi soal serta interpretasinya.
3.         Manfaat Daya Pembeda
a.         Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya. Berdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal itu baik, direvisi, atau ditolak.
b.        Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat mendeteksi  ataumembedakan kemampuan siswa, yaitu siswa yang telah memahami atau belum memahami materi yang diajarkan guru.
Apabila suatu butir soal tidak dapat membedakan kedua kemampuan siswa itu, maka butir soal itu dapat dicurigai "kemungkinannya" seperti berikut ini.
a.         Kunci jawaban butir soal itu tidak tepat.
b.        Butir soal itu memiliki 2 atau lebih kunci jawaban yang benar.
c.         Kompetensi yang diukur tidak jelas.
d.        Pengecoh tidak berfungsi.
e.         Materi yang ditanyakan terlalu sulit, schingga banyak siswa yang menebak.
f.         Sebagian besar siswa yang memahami materi yang ditanyakan berpikir ada yang salah informasi dalam butir soalnya.
Indeks daya pembeda setiap butir soal biasanya juga dinyatakan dalam bentuk proporsi. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal yang bersangkutan membedakan siswa yang telah memahami materi dengan peserta didik yang belum memahami materi.



BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Evaluasi hasil belajar siswa merupakan salah satu kegiatan yang merupakan kewajiban bagi setiap tenaga pengajar. Penganalisisan terhadap butir soal tes hasil belajar dilakukan guna memperoleh dan mengetahui apakah item tes sudah mampu menjalankan fungsinya sebagai alat ukur hasil belajar.
Penganalisisan terhadap butir soal tes hasil belajar dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu salah satunya adalah Analisis Daya beda soal. Analisis daya beda butir item tes dimaksudkan untuk mengungkapkan seberapa besar butir tes dapat membedakan antara siswa kelompok tinggi dengan siswa kelompok rendah.Salah satu ciri butir yang baik adalah yang mampu membedakan antara kelompok atas (yang mampu) dan kelompok bawah (kurang mampu).
Dengan demikian, soal yang memiliki daya pembeda, jika diberikan kepada siswa berkemampuan tinggi, hasilnya menunjukkan lebih tinggi daripada jika diberikan kepada siswa yang berkemampuan rendah.Tes dikatakan tidak memiliki daya pembeda apabila tes tersebut, jika diujikan kepada anak berprestasi tinggi, hasilnya rendah tetapi bila diberikan kepada anak yang lemah hasilnya lebih tinggi. Atau bila diberikan kepada kedua kategori siswa tersebut hasilnya sama saja.
B.       Saran
Tidak sedikit dari para staf pengajar yang hanya membuat soal tes, lalu memberikannya, setelah itu maka selesailah proses evaluasi belajar. Mereka cenderung tidak memperhatikan bagaimana setiap butir soal tes mampu menjalankan tugasnya sebagai alat ukur kemampuan testee.
Dalam proses evaluasi hasil belajar, hendaknya kita memperhatikan setiap butir soal yang akan diberikan dalam rangka mengukur kemampuan seorang testee atau seorang siswa. Soal yang akan diberikan harus mampu menjalankan tugasnya sebagai alat ukur atas sejauh mana seorang testee atau siswa menguasai atau memahami hasil pembelajarannya.
Oleh karena itu, analisis terhadap daya pembeda item perlu dilakukan untuk menunjang fungsi dan tujuan pemberian tes hasil belajar tadi yang telah disebutkan agar mendapatkan tes hasil belajar yang berkualitas.



DAFTAR PUSTAKA

DEPDIKNAS, Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa. 2009
Masmud. (2009). Tingkat Kesukaran dan Daya Beda, tersedia  dalam http://masmud09.blogspot.com/, diunduh pada tanggal 08 April 2015.
Purwanto, M. Ngalim. (2010). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudijono, Anas. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sumanto.(2009). Analisis Butir Soal, tersedia dalam http://sumantomantos.files.wordpress.com/, diunduh pada tanggal 08 April 2015.