Cari Blog Ini

Rabu, 09 September 2015

BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN III (NIFAS)





BUKU AJAR

ASUHAN KEBIDANAN III (NIFAS)



DISUSUN OLEH:
RENY EKA SAPUTRI

 



Kegiatan Belajar
ASUHAN KEBIDANAN III (NIFAS)
Ž 100 Menit


      PENDAHULUAN


         
Salah satu indikator yang menentukan pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kebidanan hal yang tidak kalah penting yaitu komunikasi yang terjadi dalam proses konseling pelayanan kebidanan. Pentingnya hal ini menyangkut pada kepuasan pasien/klien dalam mengharapkan pelayanan kebidanan dan konseling yang komprehensif.
Secara garis besar buku ini juga membahas tentang komunikasi dalam praktik kebidanan ini adalahmahasiswa mampu menguasai komunikasi dalam praktik kebidanan serta mampu menerapkan komunikasi interpersonal dan konseling dalam lingkup praktik kebidanan dengan memperhatikan aspek budaya. Dan mampu melakukan komunikasi efektif dengan perempuan, keluarga, masyarakat, sejawat, dan profesi lain dalam upaya meningkatkan derajat pelayanan kebidanan.

TINJAUAN MATA KULIAH

A.    Standar Kompetensi Mata Kuliah

Mata kuliah ini memberikan kemampuan untuk melaksanakan Asuhan Kebidanan pada masa nifas dengan pendekatan manajemen kebidanan di dasari konsep, sikap dan ketrampilan dengan pokok bahasan : Konsep dasar masa nifas, respon orang tua terhadap bayi baru lahir, proses adaptasi, fisiologi dan psikologi masa nifas, keutuhan dasar masa nifas, melaksanakan asuhan kebidanan pada masa nifas, melaksanakan kunjungan rumah pada ibu masa nifas, deteksi dini komplikasi masa nifas dan pendokumentasiannya.
B. Kegunaan / Manfaat Mata Kuliah

Mata kuliah ini mengajarkan tentang asuhan kebidanan III (Nifas) yang merupakan bekal mahasiswa untuk mengikuti praktek belajar lapangan serta sebagai bekal mahasiswa untuk mempelajari mata kuliah asuhan kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita.
C. Standar Kompetensi Mata Kuliah
Standar kompetensi mata kuliah asuhan kebidanan dalam masa persalinan yaitu :
1.         Menjelaskan konsep dasar masa nifas;
2.         Menjelaskan proses laktasi dan menyusui;
3.         Menjelaskan respon orang tua terhadap bayi baru lahir;
4.         Menjelaskan perubahan fisiologis;
5.         Menjelaskan proses adaptasi fisiologis dan psikologis ibu dalam masa nifas;
6.         Mengidentifikasi kebutuhan dasar ibu masa nifas;
7.         Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu masa nifas;
8.         Melaksanakan program tindak lanjut asuhan masa nifas;
9.         Menjelaskan cara deteksi dini komplikasi pada masa nifas dan penanganannya;
10.     Mendokumentasikan hasil asuhan masa post partum.
D. Susunan Urutan Bahan Ajar

1.         Konsep dasar masa nifas;
2.         Proses laktasi dan menyusui;
3.         Respon orang tua terhadap bayi baru lahir;
4.         Perubahan fisiologis;
5.         Proses adaptasi fisiologis dan psikologis ibu dalam masa nifas;
6.         Kebutuhan dasar ibu masa nifas;
7.         Asuhan kebidanan pada ibu masa nifas;
8.         Program tindak lanjut asuhan masa nifas;
9.         Cara deteksi dini komplikasi pada masa nifas dan penanganannya;
10.     Mendokumentasikan hasil asuhan masa post partum.
 
E. Petunjuk Bagi Mahasiswa
 


1.         Sebelum anda mempelajari isi bab ini, terlebih dahulu baca baik - baik deskripsi materi yang ada pada awal bab ini.
2.         Sesudah itu, mulailah pelajari isi bab ini dan rangkumannya dengan cermat.
3.         Diskusikan dengan teman - teman anda permasalahan yang masih belum jelas dan apabila ada kesulitan jangan malu untuk menanyakan kepada pengajar atau pembimbing.
4.         Apabila semua tugas telah selesai didiskusikan, kerjakan semua soal latihan yang telah ada pada lembar tersendiri dan jangan melihat jawaban.
5.         Setelah menjawab pertanyaan itu, Kemudian cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang telah tersedia.
6.         Ukurlah sendiri kemampuan anda dalam menjawab soal - soal yang ada. Hasil jawaban anda menunjukkan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.



BAB 4
PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA  NIFAS

I.         
A.      Deskripsi Singkat
PENDAHULUAN

Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung kira-kira 6 minggu. Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas antaranya adalah perubahan sistem reproduksi yaitu perubahan pada uterus, perubahan pada vagina dan perineum, perubahan sistem pencernaan, perubahan sistem perkemihan, perubahan sistem muskuloskeletal atau diathesis rectie, perubahan tanda-tanda vital, perubahan kardiovaskuler, perubahan hematologi dan perubahan sistem endokrin. Mata kuliah ini memberikan kemampuan pada mahasiswa untuk memberikan Asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas terkait dengan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas.
B.       Manfaat, Relevansi
 


Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang perubahan fisiologis pada masa nifas yang meliputi perubahan pada uterus, perubahan pada vagina dan perineum, perubahan sistem pencernaan, perubahan sistem perkemihan, perubahan sistem muskuloskeletal atau diathesis rectie, perubahan tanda-tanda vital, perubahan kardiovaskuler, perubahan hematologi dan perubahan sistem endokrin. Materi ini perlu dipahami seorang bidan agar nantinya bidan dapat melakukan asuhan kebidanan dalam masa nifas dengan tepat.
C.      Indikator
 
1.        Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan fisiologis pada masa nifas
2.        Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan pada uterus
3.        Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan pada vagina dan perineum
4.        Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan sistem pencernaan
5.        Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan sistem perkemihan
6.        Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan sistem muskuloskeletal/diastasis rectie abdominis
7.        Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan sistem tanda-tanda vital
8.        Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan sistem kardiovaskuler
9.        Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan sistem hematologi
10.    Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan sistem endokrin

D.      Saran Petunjuk Belajar dan Urutan Bahasan

Mahasiswa disarankan sebelum mempelajari materi ini sudah menguasai materi sebelumnya pada BAB III tentang  Respon orang tua terhadap bayi baru lahir (BBL). Setelah itu, materi selanjutnya yang berkaitan dengan materi ini lebih lanjut akan dipelajari mahasiswa di BAB V tentang Proses adaptasi psikologis ibu masa nifas dan Menguasai respon orang tua terhadap bayi baru lahir (BBL).
E.       Entry Behavior
 

  II.          PENYAJIAN
A.      Uraian dan Contoh
1.         Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas
a.         Sistem Reproduksi
1)        Perubahan pada uterus
Terjadi kontraksi yang meningkat setelah bayi keluar. Hal yang menyebabkan iskemia pada lokasi perlekatan sehingga jaringan perlekatan antara plasenta dan dinding uterus mengalami nekrosis dan lepas.
Ukuran uterus kembali mengecil kembali setelah 2 hari pasca persalinan, setinggi sekitar umbilikus, setelah 2 minggu masuk panggul, setelah 4 mingggu kembali pada ukuran sebelum hamil.
Jika sampai 2 minggu postpartum uterus belum masuk panggul dicurigai adanya subinvolusi hal ini dapat disebabkan oleh infeksi atau perdarahan lanjut (late postpartum haemorrage). Jika terjadi subinvolusi dengan kecuragaan infeksi, diberikan antibioka. Untuk memperbaiki kontraksi uterus dapat diberikan uterotonika (ergometrin maleat), namun ergometrin mempunyai efek samping menghambat produksi laktasi karena menghambat produksi prolaktin tetapi uterus akan mengalami pengecilan secara berangsur-angsur sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Tabel 2.7
Perubahan Tinggi Fundus Uteri dan Berat uterus Menurut Masa Involusi
Involusi
Tinggi fundus uteri
Berat uterus
Bayi baru lahir
Setinggi pusat
1000 gr
Uri lahir
Dua jari dibawah pusat
750 gr
1 minggu
Pertengahan pusat-sympisis
500 gr
2 minggu
Bertambah kecil
350 gr
6 minggu
Sebesar normal
50    gr
8        minggu

30    r


Serviks
Setelah  persalinan,  bentuk  serviks  agak  menganga  seperti  corong  berwarna  merah  kehitaman.  Konsistensinya  lunak  kadang-kadang  terdapat  perlukaan-perlukaan  kecil.  Setelah  bayi  lahir, tangan  masih  biasa  masuk  rongga  rahim,  setelah  2  jam  dapat  dilalui  oleh  2-3  jari,  dan setelah  7  hari  hanya  dapat  dilalui  1  jari.
Ligamen-ligamen
Ligamen, fasia  dan  diafragma  pelvis  yang  meregang  pada waktu  persalinan, setelah  bayi  lahir secara  berangsur-angsur  menjadi mengecil  dan pulih  kembali  sehingga  tidak  jarang  uterus  jatuh  kebelakang dan menjadi retrofleksi,  karena  ligmentum  rotundum  menjadi  kendor.
2)        Perubahan pada Vagina dan Perineum
a)        Vagina
Pada minggu ketiga, vagina akan mengecil dan timbul rugae (lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan) kembali.
Perlukaan Vagina
Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan luka perineum tidak sering dijumpai. Mungkin ditemukan setelah persalinan, tetapi juga sering terjadi akibat ektraksi cunam, terlebih apabila kepala janin harus diputar. Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan spekulum.
b)        Perubahan pada Perineum
Terjadinya robekan perineum pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umunya terjadi digaris tangan dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlebih dahulu dan terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil dari pada biasanya, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar dari sirkumferensia suboksipito bregmatika.
b.        Perubahan Sistem Pencernaan.
Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan, hal ini umumnya disebabkan karena makanan padat dan kurangnya berserat selama persalinan. Disamping itu rasa takut buang air besar sehubung dengan jahitan perineum jangan sampai lepas dan juga takut akan rasa nyeri. Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari setelah persalinan. Bilamana masih juga terjadi konstipasi dan BAB mungkin keras dapat diberikan obat laksan per oral atau rektal, bila masih juga belum berhasil dilakukan klisma/enema.
c.         Perubahan sistem Perkemihan
Saluran Kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu, tergantung pada :
1)        Keadaan atau status sebelum persalinan
2)        Lamanya partus kala II dilalui
3)        Besarnya tekanan kepala janin yang menekan pada saat persalinan.
d.        Perubahan sistem Muskuloskeletal atau Diatesis Rectie Abdominalis
1)        Diatesis
Setiap wanita nifas memiliki derajat diatesis/konstitusi (yakni keadaan tubuh yang membuat jaringan-jaringan tubuh beraksi secara kuar biasa terhadap rangsangan-rangsangan luar tertentu sehingga membuat orang itu lebih peka terhadap penyakit-penyakit tertentu). Seberapa diatesis terpisah ini tergantung dan beberapa faktor termasuk kondisi umum dan tonus otot. Sebagian besar wanita melakukan ambulasi (ambulation=bisa berjalan) 4-8 jam post partum. Ambulasi dini dianjurkan untuk menghindari komplikasi, meningkatkan involusi dan meningkatkan cara pandang emosional.
Konstipasi terjadi umunya selama periode post partum awal karena penurunan tonus otot, rasa tidak nyaman pada perineum dan kecemasan. Hemoroid adalah peristiwa lazim pada periode post partum awal karena tekanan pada dasar panggul dan merejan selama persalinan.
2)        Abdominalis dan peritoneum
Akibat peritorium berkontraksi beretraksi pasca persalinan dan beberapa hari setelah itu, peritonium yang membungkus sebagian besar dari uterus membentuk lipatan-lipatan dan kerutan-kerutan. Ligamentum rotundum sangat lebih kendor dari kondisi sebelum hamil. Memerlukan waktu cukup lama agar dapat kembali normal seperti semula. Hal ini disebabkan karena sebagian konsekuensi dari putusnya serat-serat elastis kulit dan distensi yang berlangsung lama aklibat pembesaran uterus selama hamil. Pemulihannya dengan cara berlatih.
e.         Tanda-Tanda Vital
1)        Suhu Badan
a)        Sekitar hari ke 4 setelah persalinan, suhu ibu mungkin naik sedikit antara 37,2ºC sampai 37,5ºC kemungkinan disebabkan dari aktivitas payudara (produksi ASI).
b)        Bila kenaikan mencapai 38ºC pada hari kedua sampai hari-hari berikutnya harus diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas.
2)        Denyut Nadi
a)        Denyut nadi ibu akan melambat sekitar 60X/menit yakni pada waktu setelah persalianan karena ibu dalm keadaan istirahat penuh ini terjadi utamanya pada minggu utama post partum.
b)        Pada ibu yang nerfus bisa cepat, kira-kira 110X/menit. Bisa juga terjadi gejala shock karena infeksi, khusunya bila disertai peningktan suhu tubuh.
3)        Tekanan Darah
a)        Tekanan darah <140/90 mmHg. Tekanan darah tersebut dapat meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari post partum.
b)        Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukkan adanya pendarahan post partum. Sebaliknya bila tekanan darah tinggi menunjukkan kemungkinan adanya pre-eklamsi yang bisa timbul pada masa nifas.
4)        Respirasi
a)        Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal, hal ini karena ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat.
b)        Bila ada respirasi cepat post partum (>30X/menit), mungkin adanya tanda-tanda shock.
f.         Perubahan Kardiovaskuler
Volume darah normal yang diperlukan plasenta dan pembuluh darah uterin, meningkat selama kehamilan. Diuresis terjadi akibat adanya penurunan hormon estrogen, yang dengan cepat mengurangi volume plasma menjadi normal kembali. Meskipun kadar estrogen menurun selama nifas, namun kadarnya masih tetap tinggi daripada normal. Plasma darah tidak banyak mengandung cairan sehingga daya koagulasi meningkat.
Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa ini ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urin. Hilangnya progesteron membantu mengurangi retensi cairan yang melekat dengan meningkatnya vaskuler pada jaringan tersebut selama kehamilan bersama-sama dengan trauma selama persalinan.
Kehilangan darah pada persalinan per vaginam sekitar 300-400 cc, sedangkan kehilangan darah dengan persalinan seksio sesarea menjadi dua kali lipat. Perubahan yang terjadi terdiri dari volume darah dan hemokonsentrasi. Pada persalinan per vaginam, hemokonsentrasi akan naik dan pada persalinan seksio sesarea, hemokonsentrasi cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu.
Pasca melahirkan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita vitum cordia. Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sediakala. Pada umumnya, hal ini terjadi pada hari ketiga sampai kelima post patum
g.        Perubahan Hematologi
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.
Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sebanyak 15.000 selama persalinan. Jumlah leukosit akan tetap tinggi selama beberapa hari pertama masa post partum. Jumlah sel darah putih akan tetap bisa naik lagi sampai 25.000 hingga 30.000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.
Pada awal post partum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit sangat bervariasi. Hal ini disebabkan volume darah, volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah. Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidarasi dari wanita tersebut. Jika hematokrit pada hari pertama atau kedua lebih rendah dari titik 2 persen atau lebih tinggi daripada saat memasuki persalinan awal, maka pasien dianggap telah kehilangan darah yang cukup banyak. Titik 2 persen kurang lebih sama dengan kehilangan darah 500 ml darah.
Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3-7 post partum dan akan normal dalam 4-5 minggu post partum. Jumlah kehilangan darah selama masa persalinan kurang lebih 200-500 ml, minggu pertama post partum berkisar 500-800 ml dan selama sisa masa nifas berkisar 500 ml.
h.        Perubahan sistem endokrin
1)        Hormon plasenta.
Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi oleh plasenta. Hormon plasenta menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan hormon plasenta (human placental lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum.
2)        Hormon pituitary
Hormon pituitary antara lain: hormon prolaktin, FSH dan LH. Hormon prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
3)        Hipotalamik pituitary ovarium
Hipotalamik pituitary ovarium akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi pada wanita yang menyusui maupun yang tidak menyusui. Pada wanita manyusui mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca melahirkan berkisar 16% dan 45% setelah 12 minggu pasca melahirkan. Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui, akan mendapatkan menstruasi berkisar 40% setelah 6 minggu pasca melahirkan dan 90% setelah 24 minggu.
4)        Hormon oksitosin
Hormon oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga dapat membantu involusi uteri.
5)        Hormon estrogen dan progesteron.
Volume darah normal selama kehamilan, akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi memperbesar hormon anti diuretik yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan hormon progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva serta vagina.

 III.            PENUTUP
A.RANGKUMAN
Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas yaitu antara lain adalah perubahan pada sistem reproduksi (uterus, vagina dan perineum), perubahan sistem pencernaan, perubahan sistem perkemihan, perubahan sistem musculoskeletal (Diatesis Rectie), perubahan tanda-tanda vital, perubahan kardiovaskuler, perubahan hematologi, perubahan endokrin. Setiap perubahan yang terjadi masa nifas merupakan perubahan yang normal terjadi dan akan kembali ke bentuk semula seperti sebelum hamil kurang lebih sekitar 6 minggu setelah proses persalinan. Namun perubahan-perubahan ini apabila tidak di kelola dengan baik maka yang terjadi adalah perubahan fisiologis tersebut akan berubah menjadi perubahan patologis yang membutuhkan penanganan segera bahkan sampai harus dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang memadai.




B. TES FORMATIF


1.         Pada nifas kadang-kadang pasien kehilangan sensitivitas untuk BAK hal ini berhubungan dengan perubahan pada…
a.         Sistem reproduksi
b.        Sistem kardiovaskuler
c.         Sistem gastrointestinal
d.        Sistem traktus urinarius
2.         Kapankah volume darah pada ibu nifas kembali ke keadaan seperti sebelum hamil?
a.       Sebelum terjadi dieresis yang cepat akibat penurunan kadar estrogen
b.      Setelah terjadi dieresis yang meningkat akibat penurunan kadar estrogen
c.       Setelah terjadi dieresis yang menurun akibat penurunan kadar estrogen
d.      Setelah terjadi dieresis yang menurun akibat peningkatan kadar estrogen
3.         Apa yang menyebabkan ibu nifas banyak kehilangan darah?
a.       Akibat dari penurunan volume darah total yang lambat tetapi terbatas
b.      Akibat dari peningkatan volume darah total yang lambat tetapi terbatas
c.       Akibat dari peningkatan volume darah total yang cepat tetapi terbatas
d.      Akibat dari penurunan volume darah total yang lambat tetapi terbatas
4.         Berikut Ini Yang Merupakan Tanda-Tanda Vital Pada Perdarahan Pasca Persalinan (PPP) Yang Berlebihan Adalah…
A.    Kesadaran Komposmentis, Pucat, Limbung, Berkeringat Dingin, Sesak Nafas, <120, Nadi >100 Menit
B.     Kesadaran Delirium, Pucat, Limbung, Berkeringat Dingin, Sesak Nafas, <110, Nadi >100 Menit
C.     Kesadaran Apatis, Wajah Tidak Pucat, Limbung, Sesak Nafas, <120, Nadi >120 Menit
D.    Kesadaran Somnolen, Pucat, Limbung, Berkeringat Dingin, Sesak Nafas, <90, Nadi >100 Menit
5.         Penurunan tekanan darah kurang lebih 20 mmHg dari tekanan sistolik yang terjadi pada ibu post partum saat berubah posisi disebut…
a.         Hipotensi post partum
b.        Hipotensi nocturnal
c.         Hipotensi fisiologis
d.        Ostostatik hipotensi
6.         Volume perdarahan atau kehilangan darah yang terjadi pada masa postpartum dikatakan normal apabila..
A.    Tidak lebih dari 500 cc
B.     Tidak kurang dari 500 cc
C.     Tidak ada pengeluaran darah sama sekali
D.    Menyebabkan perubahan ttv (tensi 90 mmhg dan nadi >100x/menit
7.         Terjadinya penurunan volume plasma dan meningkatkan sel darah putih pada waktu hamil akan dibentuk kembali setelah 3-7 hari pasca persalinan dipengaruhi oleh…
A.    Peningkatan kadar estrogen
B.     Peningkatan kadar progesteron
C.     Peningkatan hematokrit
D.    Penyembuhan laserasi jalan lahir
8.         Berikut ini yang tidak termasuk penatalaksanaan konstipasi pada ibu nifas adalah…
a.    Lakukan diet teratur
b.     Penuhi kebutuhan cairan
c.     Konsumsi makanan berserat
d.    Olahraga dan ambulasi
9.         Hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari dimana pada saat nifas akan meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3 postpartum adalah…
A.    Lh dan fsh
B.     Prolaktin
C.     Estrogen
D.    Progesteron
10.     Berikut yang bukan merupakan pengaruh hormon oksitosin pada wanita nifas adalah…
A.    Bekerja terhadap otot uterus
B.     Bekerja pada jaringan payudara
C.     Merangsang terjadinya involusi uteri
D.    Menyebabkan pemisahan plasenta
kunci jawaBAN
1.      D                    8. A
2.      D                    9. A
3.      C                  10. D
4.      D
5.      D
6.      A
7.      C
C. TINDAK LANJUT

Pelajari materi untuk pertemuan selanjutnya yaitu materi tentang proses adaptasi fisiologis dan psikologis ibu dalam masa nifas. Akan ada quiz sebelum perkuliahan.


DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati,   2012.   Asuhan    Kebidanan    Nifas.     Yogyakarta:     Mitra
Cendikia. (hlm: 85-86).
Anggrani, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihama
Damayanti. 2009.  Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Dewi, Vivian Nanny Lia & Sunarsih, tri. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta : Salemba medika
Saleha, Sitti. 2013. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika
Sulistyawati, Ari. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta : Andi Offset





SENARAI


            :
Nifas
:
Masa dimulai dari plasenta lahir sampai alat-alat reproduksi kembali seperti semula sebelum hamil atau 6 minggu pasca persalinan
Postpartum
:
Nama lain dari nifas mempunyai arti yang sama yaitu masa dimulai dari plasenta lahir sampai alat-alat reproduksi kembali seperti semula sebelum hamil atau 6 minggu pasca persalinan
Fisiologis
:
Suatu keadaan atau kondisi yang normal
Patologis
:
Suatu keadaan atau kondisi yang tidak normal memerlukan tindakan pertolongan segera
Haemoragge
:
Perdarahan
Late postpartum haemorrhage
:
Perdarahan yang berlanjut
Musculoskeletal
:
Sistem tubuh yang teridiri dari otot (muskulo) dan tulang tulang yang membentuk rangka (skelet)
Ligamentum
:
Pita mengkilap dan fleksibel dari jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan tulang
Iskemia
:
Suplai darah ke jaringan tubuh berkurang karena penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah
Ambulas
:
Tindakan berjalan atau bergerak dari satu tempat ke tempat lain tanpa perangkat seperti tongkat atau kruk
Koagulasi
:
Proses penggumpalan suatu cairan atau larutan sehingga terbentuk padatan lunak ataupun keras seperti gel


Tidak ada komentar:

Posting Komentar