BUKU AJAR
ASUHAN KEBIDANAN III (NIFAS)
DISUSUN OLEH:
RENY EKA SAPUTRI
|
Kegiatan Belajar
ASUHAN KEBIDANAN III (NIFAS)
100 Menit
PENDAHULUAN
Salah satu indikator yang menentukan pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kebidanan hal yang tidak kalah penting yaitu komunikasi yang terjadi dalam proses konseling pelayanan kebidanan. Pentingnya hal ini menyangkut pada kepuasan pasien/klien dalam mengharapkan pelayanan kebidanan dan konseling yang komprehensif.
Secara garis besar buku ini juga membahas tentang komunikasi
dalam praktik kebidanan ini adalahmahasiswa mampu menguasai komunikasi dalam
praktik kebidanan serta mampu menerapkan komunikasi interpersonal dan konseling
dalam lingkup praktik kebidanan dengan memperhatikan aspek budaya. Dan mampu
melakukan komunikasi efektif dengan perempuan, keluarga, masyarakat, sejawat,
dan profesi lain dalam upaya meningkatkan derajat pelayanan kebidanan.
TINJAUAN MATA KULIAH
A.
Standar
Kompetensi Mata Kuliah
|
Mata kuliah ini memberikan kemampuan untuk melaksanakan Asuhan Kebidanan pada masa nifas dengan pendekatan manajemen kebidanan di dasari konsep, sikap dan ketrampilan dengan pokok bahasan : Konsep dasar masa nifas, respon orang tua terhadap bayi baru lahir, proses adaptasi, fisiologi dan psikologi masa nifas, keutuhan dasar masa nifas, melaksanakan asuhan kebidanan pada masa nifas, melaksanakan kunjungan rumah pada ibu masa nifas, deteksi dini komplikasi masa nifas dan pendokumentasiannya.
B. Kegunaan
/ Manfaat Mata Kuliah
|
Mata kuliah ini mengajarkan tentang asuhan kebidanan III (Nifas) yang merupakan bekal mahasiswa untuk mengikuti praktek belajar lapangan serta sebagai bekal mahasiswa untuk mempelajari mata kuliah asuhan kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita.
C. Standar Kompetensi
Mata Kuliah
|
1.
Menjelaskan konsep dasar masa nifas;
2.
Menjelaskan proses laktasi dan menyusui;
3.
Menjelaskan respon orang tua terhadap
bayi baru lahir;
4.
Menjelaskan perubahan fisiologis;
5.
Menjelaskan proses adaptasi fisiologis
dan psikologis ibu dalam masa nifas;
6.
Mengidentifikasi kebutuhan dasar ibu
masa nifas;
7.
Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu
masa nifas;
8.
Melaksanakan program tindak lanjut
asuhan masa nifas;
9.
Menjelaskan cara deteksi dini komplikasi
pada masa nifas dan penanganannya;
10. Mendokumentasikan
hasil asuhan masa post partum.
D. Susunan Urutan
Bahan Ajar
|
1.
Konsep dasar masa nifas;
2.
Proses laktasi dan menyusui;
3.
Respon orang tua terhadap bayi baru
lahir;
4.
Perubahan fisiologis;
5.
Proses adaptasi fisiologis dan
psikologis ibu dalam masa nifas;
6.
Kebutuhan dasar ibu masa nifas;
7.
Asuhan kebidanan pada ibu masa nifas;
8.
Program tindak lanjut asuhan masa nifas;
9.
Cara deteksi dini komplikasi pada masa
nifas dan penanganannya;
10. Mendokumentasikan
hasil asuhan masa post partum.
E. Petunjuk
Bagi Mahasiswa
|
1.
Sebelum anda mempelajari isi
bab ini, terlebih dahulu baca baik - baik deskripsi materi yang ada pada awal bab
ini.
2.
Sesudah itu, mulailah pelajari
isi bab ini dan rangkumannya dengan cermat.
3.
Diskusikan dengan teman - teman
anda permasalahan yang masih belum jelas dan apabila ada kesulitan jangan malu
untuk menanyakan kepada pengajar atau pembimbing.
4.
Apabila semua tugas telah
selesai didiskusikan, kerjakan semua soal latihan yang telah ada pada lembar
tersendiri dan jangan melihat jawaban.
5.
Setelah menjawab pertanyaan
itu, Kemudian cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang telah tersedia.
6.
Ukurlah sendiri kemampuan anda
dalam menjawab soal - soal yang ada. Hasil jawaban anda menunjukkan pencapaian
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
BAB 4
PERUBAHAN
FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS
I.
A.
Deskripsi
Singkat
|
Masa
nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung kira-kira 6 minggu.
Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas antaranya adalah perubahan
sistem reproduksi yaitu perubahan pada uterus, perubahan pada vagina dan
perineum, perubahan sistem pencernaan, perubahan sistem perkemihan, perubahan
sistem muskuloskeletal atau diathesis rectie, perubahan tanda-tanda vital,
perubahan kardiovaskuler, perubahan hematologi dan perubahan sistem endokrin. Mata kuliah ini memberikan kemampuan pada mahasiswa untuk memberikan
Asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas terkait dengan perubahan-perubahan
fisiologis yang terjadi pada masa nifas.
B.
Manfaat,
Relevansi
|
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang perubahan fisiologis pada masa nifas yang meliputi perubahan pada uterus, perubahan pada vagina
dan perineum, perubahan sistem pencernaan, perubahan sistem perkemihan,
perubahan sistem muskuloskeletal atau diathesis rectie, perubahan tanda-tanda
vital, perubahan kardiovaskuler, perubahan hematologi dan perubahan sistem
endokrin. Materi ini perlu
dipahami seorang bidan agar nantinya bidan dapat melakukan asuhan kebidanan
dalam masa nifas dengan tepat.
C.
Indikator
|
1.
Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan fisiologis
pada masa nifas
2.
Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan pada uterus
3.
Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan pada vagina
dan perineum
4.
Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan sistem pencernaan
5.
Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan sistem
perkemihan
6.
Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan sistem
muskuloskeletal/diastasis rectie abdominis
7.
Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan sistem
tanda-tanda vital
8.
Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan sistem
kardiovaskuler
9.
Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan sistem
hematologi
10.
Mahasiswa
mampu menjelaskan perubahan sistem endokrin
D.
Saran
Petunjuk Belajar dan Urutan Bahasan
|
Mahasiswa
disarankan sebelum mempelajari materi ini sudah menguasai materi sebelumnya
pada BAB III tentang Respon orang tua
terhadap bayi baru lahir (BBL). Setelah itu, materi selanjutnya yang berkaitan
dengan materi ini lebih lanjut akan dipelajari mahasiswa di BAB V tentang
Proses adaptasi psikologis ibu masa nifas dan Menguasai respon orang tua terhadap bayi baru lahir (BBL).
E.
Entry Behavior
|
II.
PENYAJIAN
A.
Uraian dan Contoh
1.
Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas
a.
Sistem Reproduksi
1)
Perubahan pada uterus
Terjadi kontraksi yang meningkat setelah bayi keluar.
Hal yang menyebabkan iskemia pada lokasi perlekatan sehingga jaringan
perlekatan antara plasenta dan dinding uterus mengalami nekrosis dan lepas.
Ukuran uterus kembali mengecil kembali setelah 2 hari
pasca persalinan, setinggi sekitar umbilikus, setelah 2 minggu masuk panggul,
setelah 4 mingggu kembali pada ukuran sebelum hamil.
Jika sampai 2 minggu postpartum uterus belum masuk
panggul dicurigai adanya subinvolusi hal ini dapat disebabkan oleh infeksi atau
perdarahan lanjut (late postpartum haemorrage). Jika terjadi subinvolusi dengan
kecuragaan infeksi, diberikan antibioka. Untuk memperbaiki kontraksi uterus
dapat diberikan uterotonika (ergometrin maleat), namun ergometrin mempunyai
efek samping menghambat produksi laktasi karena menghambat produksi prolaktin
tetapi uterus akan mengalami pengecilan secara berangsur-angsur sehingga
akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Tabel 2.7
Perubahan Tinggi Fundus Uteri dan Berat uterus Menurut Masa Involusi
Involusi
|
Tinggi fundus uteri
|
Berat uterus
|
Bayi baru lahir
|
Setinggi pusat
|
1000 gr
|
Uri lahir
|
Dua jari dibawah
pusat
|
750 gr
|
1 minggu
|
Pertengahan
pusat-sympisis
|
500 gr
|
2 minggu
|
Bertambah kecil
|
350 gr
|
6 minggu
|
Sebesar normal
|
50 gr
|
8
minggu
|
30 r
|
Serviks
Setelah
persalinan, bentuk serviks
agak menganga seperti
corong berwarna merah
kehitaman. Konsistensinya lunak
kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil.
Setelah bayi lahir, tangan
masih biasa masuk
rongga rahim, setelah
2 jam dapat
dilalui oleh 2-3
jari, dan setelah 7
hari hanya dapat
dilalui 1 jari.
Ligamen-ligamen
Ligamen, fasia
dan diafragma pelvis
yang meregang pada waktu
persalinan, setelah bayi lahir secara
berangsur-angsur menjadi
mengecil dan pulih kembali
sehingga tidak jarang
uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena
ligmentum rotundum menjadi
kendor.
2)
Perubahan pada Vagina
dan Perineum
a)
Vagina
Pada minggu ketiga, vagina akan mengecil dan timbul
rugae (lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan) kembali.
Perlukaan Vagina
Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan luka
perineum tidak sering dijumpai. Mungkin ditemukan setelah persalinan, tetapi
juga sering terjadi akibat ektraksi cunam, terlebih apabila kepala janin harus
diputar. Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada
pemeriksaan spekulum.
b)
Perubahan pada
Perineum
Terjadinya robekan perineum pada hampir semua
persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum
umunya terjadi digaris tangan dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir
terlebih dahulu dan terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil dari pada
biasanya, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih
besar dari sirkumferensia suboksipito bregmatika.
b.
Perubahan Sistem Pencernaan.
Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan,
hal ini umumnya disebabkan karena makanan padat dan kurangnya berserat selama
persalinan. Disamping itu rasa takut buang air besar sehubung dengan jahitan
perineum jangan sampai lepas dan juga takut akan rasa nyeri. Buang air besar
harus dilakukan 3-4 hari setelah persalinan. Bilamana masih juga terjadi
konstipasi dan BAB mungkin keras dapat diberikan obat laksan per oral atau
rektal, bila masih juga belum berhasil dilakukan klisma/enema.
c.
Perubahan sistem Perkemihan
Saluran Kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8
minggu, tergantung pada :
1)
Keadaan atau
status sebelum persalinan
2)
Lamanya partus
kala II dilalui
3)
Besarnya tekanan
kepala janin yang menekan pada saat persalinan.
d.
Perubahan sistem Muskuloskeletal atau Diatesis Rectie Abdominalis
1)
Diatesis
Setiap wanita nifas memiliki derajat diatesis/konstitusi (yakni keadaan
tubuh yang membuat jaringan-jaringan tubuh beraksi secara kuar biasa terhadap
rangsangan-rangsangan luar tertentu sehingga membuat orang itu lebih peka
terhadap penyakit-penyakit tertentu). Seberapa diatesis terpisah ini tergantung
dan beberapa faktor termasuk kondisi umum dan tonus otot. Sebagian besar wanita
melakukan ambulasi (ambulation=bisa berjalan) 4-8 jam post partum. Ambulasi
dini dianjurkan untuk menghindari komplikasi, meningkatkan involusi dan
meningkatkan cara pandang emosional.
Konstipasi terjadi umunya selama periode post partum
awal karena penurunan tonus otot, rasa tidak nyaman pada perineum dan
kecemasan. Hemoroid adalah peristiwa lazim pada periode post partum awal karena
tekanan pada dasar panggul dan merejan selama persalinan.
2)
Abdominalis dan peritoneum
Akibat peritorium berkontraksi beretraksi pasca
persalinan dan beberapa hari setelah itu, peritonium yang membungkus sebagian
besar dari uterus membentuk lipatan-lipatan dan kerutan-kerutan. Ligamentum
rotundum sangat lebih kendor dari kondisi sebelum hamil. Memerlukan waktu cukup
lama agar dapat kembali normal seperti semula. Hal ini disebabkan karena sebagian
konsekuensi dari putusnya serat-serat elastis kulit dan distensi yang
berlangsung lama aklibat pembesaran uterus selama hamil. Pemulihannya dengan
cara berlatih.
e.
Tanda-Tanda Vital
1)
Suhu Badan
a)
Sekitar hari ke
4 setelah persalinan, suhu ibu mungkin naik sedikit antara 37,2ºC sampai 37,5ºC
kemungkinan disebabkan dari aktivitas payudara (produksi ASI).
b)
Bila kenaikan
mencapai 38ºC pada hari kedua sampai hari-hari berikutnya harus diwaspadai
adanya infeksi atau sepsis nifas.
2)
Denyut Nadi
a)
Denyut nadi ibu
akan melambat sekitar 60X/menit yakni pada waktu setelah persalianan karena ibu
dalm keadaan istirahat penuh ini terjadi utamanya pada minggu utama post
partum.
b)
Pada ibu yang
nerfus bisa cepat, kira-kira 110X/menit. Bisa juga terjadi gejala shock karena
infeksi, khusunya bila disertai peningktan suhu tubuh.
3)
Tekanan Darah
a)
Tekanan darah
<140/90 mmHg. Tekanan darah tersebut dapat meningkat dari pra persalinan
pada 1-3 hari post partum.
b)
Bila tekanan
darah menjadi rendah menunjukkan adanya pendarahan post partum. Sebaliknya bila
tekanan darah tinggi menunjukkan kemungkinan adanya pre-eklamsi yang bisa
timbul pada masa nifas.
4)
Respirasi
a)
Pada umumnya
respirasi lambat atau bahkan normal, hal ini karena ibu dalam keadaan pemulihan
atau dalam kondisi istirahat.
b)
Bila ada
respirasi cepat post partum (>30X/menit), mungkin adanya tanda-tanda shock.
f.
Perubahan Kardiovaskuler
Volume
darah normal
yang diperlukan plasenta
dan pembuluh darah
uterin, meningkat selama kehamilan.
Diuresis
terjadi akibat adanya penurunan hormon
estrogen,
yang dengan cepat mengurangi volume plasma
menjadi normal
kembali. Meskipun kadar estrogen
menurun selama nifas,
namun kadarnya masih tetap tinggi daripada normal.
Plasma
darah tidak banyak mengandung cairan
sehingga daya koagulasi meningkat.
Aliran ini terjadi
dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran
bayi.
Selama masa ini ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urin.
Hilangnya progesteron membantu mengurangi retensi
cairan yang melekat dengan meningkatnya vaskuler
pada jaringan tersebut selama kehamilan
bersama-sama dengan trauma
selama persalinan.
Kehilangan
darah
pada persalinan per vaginam sekitar
300-400 cc, sedangkan kehilangan darah
dengan persalinan seksio
sesarea menjadi dua kali lipat. Perubahan
yang terjadi terdiri dari volume
darah dan hemokonsentrasi.
Pada persalinan per vaginam, hemokonsentrasi
akan naik dan pada persalinan
seksio sesarea,
hemokonsentrasi
cenderung stabil dan kembali normal
setelah 4-6 minggu.
Pasca
melahirkan, shunt
akan hilang dengan tiba-tiba. Volume
darah ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini akan
menimbulkan dekompensasi kordis
pada penderita vitum cordia. Hal ini dapat diatasi
dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya hemokonsentrasi
sehingga volume darah kembali seperti
sediakala. Pada umumnya, hal ini terjadi pada hari ketiga sampai kelima post
patum
g.
Perubahan
Hematologi
Pada
minggu-minggu terakhir kehamilan,
kadar fibrinogen
dan plasma
serta faktor-faktor
pembekuan darah
meningkat. Pada hari pertama post
partum, kadar fibrinogen
dan plasma
akan sedikit menurun tetapi darah
lebih mengental dengan peningkatan viskositas
sehingga meningkatkan faktor
pembekuan darah.
Leukositosis
adalah meningkatnya jumlah sel-sel
darah putih sebanyak 15.000 selama persalinan.
Jumlah leukosit
akan tetap tinggi selama beberapa hari pertama masa post
partum. Jumlah sel
darah putih akan tetap bisa naik lagi sampai 25.000
hingga 30.000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita
tersebut mengalami persalinan
lama.
Pada
awal post partum, jumlah hemoglobin,
hematokrit
dan eritrosit
sangat bervariasi. Hal ini disebabkan volume
darah, volume plasenta
dan tingkat volume darah yang berubah-ubah.
Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi
dan hidarasi dari wanita
tersebut. Jika hematokrit pada hari pertama atau
kedua lebih rendah dari titik 2 persen atau lebih tinggi daripada saat memasuki
persalinan awal, maka pasien
dianggap telah kehilangan darah
yang cukup banyak. Titik 2 persen kurang lebih sama dengan kehilangan darah
500 ml darah.
Penurunan
volume dan peningkatan sel darah
pada kehamilan diasosiasikan dengan
peningkatan hematokrit dan hemoglobin
pada hari ke 3-7 post partum dan akan normal
dalam 4-5 minggu post partum. Jumlah kehilangan darah
selama masa persalinan
kurang lebih 200-500 ml, minggu pertama post
partum berkisar 500-800 ml dan selama sisa masa nifas
berkisar 500 ml.
h.
Perubahan sistem endokrin
Selama
proses
kehamilan dan persalinan
terdapat perubahan pada sistem
endokrin. Hormon-hormon
yang berperan pada proses
tersebut, antara lain: Hormon
plasenta,
Hormon pituitary,
Hipotalamik pituitary ovarium,
Hormon
oksitosin,
Hormon
estrogen
dan progesteron.
1)
Hormon plasenta.
Pengeluaran
plasenta
menyebabkan penurunan hormon
yang diproduksi oleh plasenta.
Hormon
plasenta
menurun dengan cepat pasca persalinan.
Penurunan hormon
plasenta
(human placental lactogen)
menyebabkan kadar gula darah
menurun pada masa nifas.
Human Chorionic Gonadotropin
(HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post
partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post
partum.
2)
Hormon pituitary
Hormon
pituitary antara lain: hormon
prolaktin,
FSH dan LH. Hormon
prolaktin
darah
meningkat dengan cepat, pada wanita
tidak menyusui
menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon
prolaktin
berperan dalam pembesaran payudara
untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi
folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi
terjadi.
3)
Hipotalamik pituitary ovarium
Hipotalamik pituitary ovarium
akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi
pada wanita
yang menyusui
maupun yang tidak menyusui.
Pada wanita
manyusui mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca
melahirkan berkisar 16% dan 45% setelah 12 minggu pasca
melahirkan. Sedangkan pada wanita
yang tidak menyusui,
akan mendapatkan menstruasi berkisar 40% setelah 6
minggu pasca melahirkan
dan 90% setelah 24 minggu.
4)
Hormon oksitosin
Hormon
oksitosin
disekresikan dari kelenjar otak
bagian belakang, bekerja terhadap otot
uterus
dan jaringan payudara.
Selama tahap ketiga persalinan,
hormon
oksitosin
berperan dalam pelepasan plasenta
dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan.
Isapan bayi
dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin,
sehingga dapat membantu involusi
uteri.
5)
Hormon estrogen dan progesteron.
Volume
darah normal
selama kehamilan, akan meningkat. Hormon
estrogen
yang tinggi memperbesar hormon
anti diuretik yang dapat meningkatkan volume
darah. Sedangkan hormon
progesteron
mempengaruhi otot
halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh
darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal,
usus,
dinding vena,
dasar panggul,
perineum
dan vulva
serta vagina.
III.
PENUTUP
A.RANGKUMAN
Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas yaitu antara lain
adalah perubahan pada sistem reproduksi (uterus, vagina dan perineum),
perubahan sistem pencernaan, perubahan sistem perkemihan, perubahan sistem musculoskeletal
(Diatesis Rectie), perubahan tanda-tanda vital, perubahan kardiovaskuler,
perubahan hematologi, perubahan endokrin. Setiap perubahan yang terjadi masa
nifas merupakan perubahan yang normal terjadi dan akan kembali ke bentuk semula
seperti sebelum hamil kurang lebih sekitar 6 minggu setelah proses persalinan.
Namun perubahan-perubahan ini apabila tidak di kelola dengan baik maka yang
terjadi adalah perubahan fisiologis tersebut akan berubah menjadi perubahan
patologis yang membutuhkan penanganan segera bahkan sampai harus dilakukan rujukan
ke fasilitas kesehatan yang memadai.
B.
TES FORMATIF
|
1.
Pada
nifas kadang-kadang pasien kehilangan sensitivitas untuk BAK hal ini
berhubungan dengan perubahan pada…
a.
Sistem
reproduksi
b.
Sistem
kardiovaskuler
c.
Sistem
gastrointestinal
d.
Sistem
traktus urinarius
2.
Kapankah
volume darah pada ibu nifas kembali ke keadaan seperti sebelum hamil?
a. Sebelum terjadi dieresis yang cepat
akibat penurunan kadar estrogen
b. Setelah terjadi dieresis yang
meningkat akibat penurunan kadar estrogen
c. Setelah terjadi dieresis yang
menurun akibat penurunan kadar estrogen
d. Setelah terjadi dieresis yang
menurun akibat peningkatan kadar estrogen
3.
Apa
yang menyebabkan ibu nifas banyak kehilangan darah?
a. Akibat dari penurunan volume darah
total yang lambat tetapi terbatas
b. Akibat dari peningkatan volume darah
total yang lambat tetapi terbatas
c. Akibat dari peningkatan volume darah
total yang cepat tetapi terbatas
d. Akibat dari penurunan volume darah
total yang lambat tetapi terbatas
4.
Berikut Ini Yang Merupakan Tanda-Tanda
Vital Pada Perdarahan Pasca Persalinan (PPP) Yang Berlebihan Adalah…
A.
Kesadaran Komposmentis, Pucat, Limbung,
Berkeringat Dingin, Sesak Nafas, <120, Nadi >100 Menit
B.
Kesadaran Delirium, Pucat, Limbung,
Berkeringat Dingin, Sesak Nafas, <110, Nadi >100 Menit
C.
Kesadaran Apatis, Wajah Tidak Pucat,
Limbung, Sesak Nafas, <120, Nadi >120 Menit
D.
Kesadaran Somnolen, Pucat, Limbung,
Berkeringat Dingin, Sesak Nafas, <90, Nadi >100 Menit
5.
Penurunan
tekanan darah kurang lebih 20 mmHg dari tekanan sistolik yang terjadi pada ibu
post partum saat berubah posisi disebut…
a.
Hipotensi
post partum
b.
Hipotensi
nocturnal
c.
Hipotensi
fisiologis
d.
Ostostatik
hipotensi
6.
Volume perdarahan atau kehilangan darah
yang terjadi pada masa postpartum dikatakan normal apabila..
A.
Tidak lebih dari 500 cc
B.
Tidak kurang dari 500 cc
C.
Tidak ada pengeluaran darah sama sekali
D.
Menyebabkan perubahan ttv (tensi 90 mmhg
dan nadi >100x/menit
7.
Terjadinya penurunan volume plasma dan
meningkatkan sel darah putih pada waktu hamil akan dibentuk kembali setelah 3-7
hari pasca persalinan dipengaruhi oleh…
A.
Peningkatan kadar estrogen
B.
Peningkatan kadar progesteron
C.
Peningkatan hematokrit
D.
Penyembuhan laserasi jalan lahir
8.
Berikut ini yang tidak termasuk
penatalaksanaan konstipasi pada ibu nifas adalah…
a.
Lakukan diet teratur
b.
Penuhi kebutuhan cairan
c.
Konsumsi makanan berserat
d.
Olahraga dan ambulasi
9.
Hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar
pituitari dimana pada saat nifas akan meningkat pada fase konsentrasi folikuler
pada minggu ke-3 postpartum adalah…
A.
Lh dan fsh
B.
Prolaktin
C.
Estrogen
D.
Progesteron
10.
Berikut yang bukan merupakan pengaruh
hormon oksitosin pada wanita nifas adalah…
A.
Bekerja terhadap otot uterus
B.
Bekerja pada jaringan payudara
C.
Merangsang terjadinya involusi uteri
D.
Menyebabkan pemisahan plasenta
kunci jawaBAN
1. D 8. A
2. D 9. A
3. C 10. D
4. D
5. D
6. A
7. C
C. TINDAK LANJUT
|
Pelajari materi untuk pertemuan
selanjutnya yaitu materi tentang proses adaptasi fisiologis dan psikologis ibu dalam masa nifas. Akan ada quiz sebelum perkuliahan.
DAFTAR PUSTAKA
|
DAFTAR PUSTAKA
Cendikia.
(hlm: 85-86).
Anggrani,
Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas.
Yogyakarta : Pustaka Rihama
Damayanti. 2009. Asuhan
Kebidanan Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Dewi, Vivian Nanny Lia & Sunarsih, tri.
2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Jakarta : Salemba medika
Saleha,
Sitti. 2013. Asuhan Kebidanan pada Masa
Nifas. Jakarta : Salemba Medika
Sulistyawati,
Ari. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
pada Ibu Nifas. Yogyakarta : Andi Offset
SENARAI
|
:
Nifas
|
:
|
Masa dimulai dari plasenta lahir sampai alat-alat reproduksi kembali
seperti semula sebelum hamil atau 6 minggu pasca persalinan
|
Postpartum
|
:
|
Nama lain dari nifas mempunyai arti yang sama yaitu masa dimulai dari
plasenta lahir sampai alat-alat reproduksi kembali seperti semula sebelum
hamil atau 6 minggu pasca persalinan
|
Fisiologis
|
:
|
Suatu keadaan
atau kondisi yang normal
|
Patologis
|
:
|
Suatu keadaan atau kondisi yang tidak normal
memerlukan tindakan pertolongan segera
|
Haemoragge
|
:
|
Perdarahan
|
Late postpartum
haemorrhage
|
:
|
Perdarahan yang berlanjut
|
Musculoskeletal
|
:
|
Sistem tubuh yang
teridiri dari otot (muskulo) dan tulang tulang yang membentuk rangka (skelet)
|
Ligamentum
|
:
|
Pita mengkilap
dan fleksibel dari jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan tulang
|
Iskemia
|
:
|
Suplai darah ke
jaringan tubuh berkurang karena penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah
|
Ambulas
|
:
|
Tindakan
berjalan atau bergerak dari satu tempat ke tempat lain tanpa perangkat
seperti tongkat atau kruk
|
Koagulasi
|
:
|
Proses
penggumpalan suatu cairan atau larutan sehingga terbentuk padatan lunak
ataupun keras seperti gel
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar